PROSPEK
KOPERASI PENGUSAHA DAN PETANI DI INDONESIA DALAM TEKANAN GLOBALISASI EKONOMI
DAN LIBERALISASI PERDAGANGAN DUNIA
Tulus
Tambunan
Kadin-Indonesia/Pusat
Studi Industri & UKM Universitas Trisakti
IV. Kebijakan Fiskal dan Moneter
Di negara manapun
juga, baik yang beraliran sosial maupun berbasis kapitalis atau gabungan dari
dua sistem ekonomi tersebut, pemerintah mempunyai peran sangat penting di dalam
ekonomi. Walaupun dalam prakteknya di banyak negara intervensi pemerintah
sangat luas, bahkan menguasai atau memonopoli ekonomi seperti di China
(walaupun sekarang sudah jauh berkurang dibandingkan 20 tahun silam), Korea
Utara, Myanmar, dan Kuba, di mana jumlah perusahaan milik negara (BUMN) jauh
lebih banyak daripada jumlah perusahaan swasta, namun pada prinsipnya tugas
pemerintah di dalam ekonomi hanyalah sebagai stabilisator, fasilitator,
stimulator dan regulator, sedangkan pelaku ekonomi sepenuhnya diserahkan kepada
swasta. Tugas pemerintah ini direalisasikan lewat berbagai macam kebijakan,
peraturan dan perundang-undangan dengan tujuan untuk mendorong atau
menggairahkan ekonomi pada saat ekonomi sedang lesu dan mengerem laju ekonomi
pada saat sedang memanas, terutama untuk mencegah inflasi yang tinggi. Dalam
kata lain, tugas pemerintah adalah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan
sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi pada tingkat tertentu yang menciptakan
kesempatan kerja penuh, yang berarti mengurangi/menghilangkan pengangguran dan
kemiskinan.
Kebijakan ekonomi makro
secara garis besar dapat dibedakan menjadi kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter, seperti juga ekonomi dapat dibagi menjadi dua sektor, yakni sektor
riil dan sektor moneter. Sektor riil menghasilkan barang dan jasa; disebut juga
sisi produksi dari ekonomi. Sektor ini dapat lagi dibagi menurut kelompok
kegiatan atau subsektor seperti pertanian, pertambangan, industri, dll.
Sedangkan, sektor moneter boleh dikatakan merupakan hasil dari sektor riil
dalam bentuk uang, atau sisi moneter dari ekonomi. Pertumbuhan dan stabilitas
sektor riil dipengaruhi oleh pemerintah lewat kebijakan fiskal, dan di
Indonesia kebijakan ini adalah tanggung jawab Menteri Keuangan. Sedangkan
pertumbuhan dan stabilitas sektor moneter dipengaruhi oleh pemerintah lewat
kebijakan moneter yang sepenuhnya adalah tanggung jawab Bank Indonesia.
Keserasihan antara kedua kebijakan tersebut sangat penting karena akan
menciptakan suatu stabilitas di dalam ekonomi dengan pertumbuhan yang
berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar